Rabu, 17 September 2014

PANDUAN PRAKTIS TERNAK IKAN LELE ATAU BUDIDAYA IKAN LELE

PANDUAN TERNAK IKAN LELE ATAU BUDIDAYA IKAN LELE
Bagaimana cara ternak ikan lele atau cara budidaya ikan lele sebetulnya cukup sederhana karena dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun, memang benar apabila sebagian orang ada yang berpendapat seperti itu karena ikan lele ikan yang adaptif (tahan dalam erbagai kondisi). Apabila anda ingin mencoba untuk beternak ikan lele anda bisa melihat panduan dan tata caranya dibawah ini. Kenapa ikan lele termasuk ikan yang adaptif? Dikarenakan ikan lele dapat beradaptasi di lingkungan perairan manapun.
Namun walaupun demikian, apabila kita ingin melakukan ternak ikan lele ataupun budidaya ikan lele sebaiknya kita mengatahui aturan ataupun teknik budidaya lele atau ternak ikan lele terlebih dahulu, karena hal ini akan berdampak pada hasil akhir dari proses ternak ikan lele atau budidaya ikan lele tersebut.
Dengan kata lain, apabila kita ingin mendapatkan hasil budidaya ikan lele atau ternak ikan lele yang maksimal secara otomatis berarti kita harus menjalankan tahapan budidaya ikan lele ini dengan semaksimal mungkin (tidak asal-asalan). Seperti yang pernah saya alami beberapa tahun kebelakang, karena kurangnya informasi mengenai cara ternak ikan lele maupun budidaya ikan lele ini maka hasilnya pun jauh dari kata maksimal. Dengan alasan seperti itu maka dicatatan singkat ini saya akan mencoba berbagi info bagaimana teknik atau cara ternak ikan lele dan budidaya ikan lele agar mendapatkan hasil akhir yang maksimal.
Panduan cara ternak ikan lele atau budidaya ikan lele ini bersumber dari buku yang berjudul “IKAN LELE” yang ditulis oleh Indriyadi Hastoro. Namun saya tulis kembali dengan menambahkan kata - kata saya sendiri dengan maksud supaya lebih mudah dipahami.
Panduan Cara Ternak Ikan Lele atau Budidaya Ikan Lele
A. Lokasi dan media untuk ternak ikan lele atau budidaya ikan lele

Perlu kita perhatikan letak geografis kolam ternak ikan lele diantaranya :
1.Ketinggian lokasi untuk ternak ikan lele atau budidaya ikan lele di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi (sekitar 700 m dpl). Sedangkan  suhu ideal untuk kehidupan ikan lele antara 25-28°C.
2. Untuk pertumbuhan larva antara 26-30°C.
3. Pada masa pemijahan antara 24-28°C, dan untuk tingkat keasaman (pH) air kolam berkisar 6,5-9.
4. Adapun tingkat kesadahan (derajat butiran kasac) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm.
5. Kekeruhan air (turbidity) yang akan disebabkan oleh lumpur antara 30-60 cm, untuk mengukurnya bisa menggunakan alat yang disebut sicchi disk.
6. Kemudian kadar oksigen (O2) untuk ikan lele dewasa 0,3 ppm sampai jenuh untuk burayak/anak lele. Kandungan CO2 harus kurang dari 12,8 mg/liter pada suhu perairan 25°C dan ammonium terikat 147,29-157,56 mg/l.

Walaupun ikan lele termasuk ikan yang dapat beradaptasi dilingkungan kondisi air minim, kualitas jelek, keruh, kotor serta sedikit oksigen, namun untuk menjaga kualitas ikan lele dan hasil ternak ikan lele atau budidaya ikan lele yang maksimal sebaiknya air kolam untuk pemeliharaan sebaiknya tidak tercemari oleh limbah yang berbahaya.

B. Pembibitan ikan lele
Dalam menjalankan ternak ikan lele atau budidaya ikan lele, tahap pembibitan sangat penting dan harus dipersiapkan dengan baik.
1. Penyiapan induk ikan lele

Ciri-ciri induk jantan dan induk betina dari ikan lele
Ikan Lele jantan ciri-cirinya antara lain :
1. Ukuran kepala lebih kecil
2. Warna kulit dada atau dasar badan lebih gelap dibanding induk betina
3. Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol (meruncing) memenjang ke arah belakang yang terletak di belakang anus dan berwarna kemerahan
4. Gerakannya lincah
5. Tulang kepala pendek dan agak gepeng/pipih(depress)
6. Perut lebih langsing
7. Jika bagian perut di-stripping secara manual dari perut ke arah ekor, akan keluar cairan putih kental (spermatozoa;mani)
8. Kulit lebih halus dibandingkan induk lele betina.

Ikan Lele betina cirri-cirinya antara lain :
1. Ukuran kepala lebih besar
2. Warna kulit dada atau dasar badan agak terang
3. Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus
4. Gerakannya lamban
5. Tulang kepala pendek dan agak cembung
6. Perut gembung dan lunak
7. Jika bagian perut di-stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor, akan keluar cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)
8. Kulitnya lebih kasar dibandingkan ikan lele jantan

Induk ika lele yang dipilih harus cukup umur. Ikan Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan ikan lele lokal mencapai 100 g. Untuk ikan lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g). Artinya, pada umur ini induk ikan lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk ternak ikan lele atau budidaya ikan lele, induk ikan lele hendaknya berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.

2. Persiapan kolam pemijahan ikan lele

Bagian dasar dan dinding kolam ternak ikan lele atau budidaya ikan lele sebaiknya dibuat permanen. Jika tidak memungkinkan, pemijahan dan pemeliharaan ikan lele dapat dilakukan di kolam tanah atau kolam berdinding dengan dasar tanah. Kemiringan tanah dasar kolam dibuat sekitar 5-10 derajat.
Kolam pemijahan ternak ikan lele atau budidaya ikan lele terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian dangkal (70%) dan kubangan (30%). Bagian kubangan dibuat dibagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm. Kubangan ini berfungsi sebagai tempat berlindungnya induk ikan lele ketika kolam disurutkan.
Dalam pemijahan ikan lele, pada sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak pemijahan perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x 40 x 30) cm sebagai sarang pemijahan.
Bagian atas kotak sarang diberi lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang ikan lele. Sementara itu, bagian depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang ikan lele juga perlu diberi ijuk dan kerikil sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan ikan lele.
Selain dari kotak kayu, sarang pemijahan ikan lele juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang ikan lele harus berada dalam kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang ikan lele dengan mencucinya menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.
3. Pemijahan ikan lele
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan ikan lele alami dan pemijahan ikan lele buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan ikan lele alami ini ada dua cara yaitu, Pemijahan ikan lele berpasangan dan Pemijahan ikan lele massal, namun dicatan ini saya akan menginformasikan hanya pemijahan ikan lele berpasangan saja.

Ikan Lele memijah sepanjang tahun. Pemijahan ikan lele paling banyak terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan, sepenjang musim hujan hingga peralihan musim kemarau. Sepanjang hidupnya, induk ikan lele khusus budidaya mampu memijah hingga 15 kali. Induk lele yang dipelihara dengan baik akan bertelur setiap 2-3 bulan sekali dan akan terus bertelur hingga berumur 5 tahun.
Selama 10 hari, terhitung dari sejak induk ikan lele dimasukkan ke kolam pemijahan, ketinggian air kolam yang dimasukkan hanya sebatas permukaan kubangan (30-60Cm). pada hari ke 10-20, air kolam dinaikkan sampai 10-15 cm (hingga menutup sarang peneluran ikan lele ), dan pemberian pakan dihentikan.
Dengan perlakuan ini, dalam waktu 10 hari berikutnya induk ikan lele akan memijah dan bertelur dalam sarang yang tersedia. Lebih kurang 24 jam berikutnya, telur akan menetas, burayak atau anak ikan lele bisa tetap berada dalam pengasuhan induk ikan lele atau dipelihara terpisah dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
Pemijahan ikan lele berpasangan
Pemijahan ikan lele secara berpasangan tidak jauh berbeda dengan pemijahan ikan lele alami. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran kolam pemijahan ikan lele yang dibutuhkan. Bak atau kolam pemijahan ikan lele secara berpasangan dapat dibuat dari semen atau teraso dengan ukuran 1m x 1 m atau 1m x 2 m. Sebagai tempat memijah ikan lele, kolam perlu dilengkapi sarang pemijahan pada bagian dalamnya.

Setelah kolam pemijahan ikan lele siap, tebarkan sepasang induk ikan lele dalam bak yang telah diisi air setinggi sekitar 25 cm. Kondisi air sebaiknya mengalir dan penebaran sebaiknya dilakukan pada pukul 14.00-16.00. Biarkan induk ikan lele selama 5-10 hari dan berikan pakan secara intensif. Memasuki hari 10 hari, sepasang induk ikan lele ini biasanya telah berpijah, bertelur, dan menetaskan telurnya dalam waktu 24 jam. Telur-telur ikan lele yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.

Anak-anak ikan lele yang telah menetas dan masih kecil (stadium larva) dapat diberi pakan alami berupa kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Setelah ukurannya bertambah besar,anak ikan lele dapat diberi cacing dan kuning telur rebus.

4. Penetasan ikan lele

Penetasan telur ikan lele dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Ditetaskan dikolam ipukan/pendederan ikan lele
2. Dibiarkan menetas secara alami disarang ikan lele yang terdapat pada kolam pemijahan.

Cara 1 ( kesatu )
Terdapat langkah-langkah yang ditempuh jika telur ikan lele dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan ikan lele ), yaitu:
1. Segera keluarkan telur begitu pemijahan ikan lele selesai.
2. Pelihara secara intensif telur-telur ikan lele tersebut dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
3. Pertumbuhan larva membutuhkan suhu air kolam antara 26-30°C.

Cara 2 ( kedua )
Jika dibiarkan berada dalam asuhan induk ikan lelenya, biarkan telur menetas dan pemisahan burayak dengan induk ikan lele dilakukan secara bertahap.
Adapun pemisahan induk ikan lele dan burayak dilakukan dengan tahapan berikut :
1 Saat benih ikan lele berumur seminggu, segera pisahkan induk betina ikan lele dari kolam dan biarkan pejantan ikan lele tinggal di kolam menjaga anak-anaknya.
2. Setelah berumur 2 minggu, pisahkan anakan dari induk jantan ikan lele. Selanjutnya, keluarkan anakan ikan lele dari sarang dan pindahkan ke kolam ipukan (pendederan).
3. Untuk mengumpulkan burayak, terlebih dahulu air kolam disurutkan hingga sebatas kubangan.
4. Selanjutnya, benih ikan lele dialirkan melalui pipa pengeluaran dan burayak ikan lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan dapat dipelihara secara intensif.

C. Pembesaran Benih ikan lele

Setelah menetas, benih ikan lele hasil pemijahan perlu mendapat perhatian ekstra dan pemeliharaan intensif. Pemeliharaan  intensif ini diharapkan mampu menekan angka kematian benih ikan lele dan membuat pertumbuhan benih ikan lele umenjadi lebih pesat.
Pemberian pakan ikan lele
1. Pada hari ke-1 sampai ke 3, benih ikan lele tidak perlu diberi pakan tambahan karena masih memiliki kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
2. Hari ke-4 hingga akhir minggu ke-2, benih diberi zooplankton, yaitu daphnia dan artemia yang mengandung protein 60%. Dosisnya 70% kali biomassa setiap hari. Dua jenis pakan alami ini diberikan 4 kali sehari. Pakan ikan lele ditebar di sekitar tempat pemasukan air (inlet).
3. Kira-kira 2-3 hari menjelang pemberian pakan zooolankton berakhir, benih ikan lele sedikit demi sedikit dikenalkan dengan pakan berbentuk tepung yang mengandung protein 50%. Pakan tepung tersebut dapat berupa campuran kuning telur, tepung udang, serta sedikit bubur nestum. Untuk membiasakan pada pakan baru tersebut, pakan bentuk tepung diberikan sekitar 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
4. Minggu ketiga, pakan tepung diberikan sebanyak 43% kali biomassa setiap hari.
5. Minggu keempat, pakan tepung diberikan sebanyak 32% kali biomassa setiap hari.
6. Minggu kelima, pakan tepung dberikan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
7. Minggu keenam, benih diberi pakan berupa pellet apung.
Pendederan dan pembesaran ikan lele
1. Pemeliharaan benih ikan lele dilakukan di kolam ipukan (pendederan) dengan melalui tiga tahapan pendederan, yaitu pendederan 1, 2, 3.
2. Kolam pendederan 1 digunakan untuk merawat benih ikan lele hingga ukurannya mencapai sekitar 1-3 cm. kepadatan kolam pendederan untuk benih ikan lele seukuran ini antara 60-100 ekor/m².
3. Selanjutnya, benih ikan lele ukuran 3 cm ini dipelihara lebih lanjut pada kolam ipukan 2 hingga usianya mencapai 21-30 hari dan panjangnya sekitar 5-6 cm. Benih ikan lele seukuran ini dapat dipelihara kembali dalam kolam ipukan 3 atau bisa juga dijual sebagai benih.
4. Selepas dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan) 3 hingga umurnya menginjak 35-45 hari, panjang badan ikan lele telah mencapai 10-15 cm. Benih seukuran ini akan cepat besar apabila dipelihara dalam kolam pembesaran.
5. Walaupun panduan cara ternak ikan lele dan budidaya ikan lele ini sangat singkat, tapi bagi anda yang mau memulai ternak ikan lele atau budidaya ikan lele, info panduan di atas tadi semoga jadi nilai tambah bagi anda dan semoga menjadi informasi yang bermanfaat, namun bagi anda yang ingin mendapatkan info yang lebih lengkap silahkan baca saja bukunya dan sebaiknya tidak tergesa-gesa mempraktekannya.
Sukses untuk anda,kunjungi http//: megawinsuhaimi.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar